RPP KELAS 2 SEMESTER 1 DAN 2 K13

Gambar
INDAHNYA BERBAGI .... by : ERWIN NOGORI Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) Suatu kegiatan pembelajaran, diperlukan sebuah rencana agar pembelajaran tersebut dapat berjalan dengan baik. Berikut dijelaskan beberapa hal mengenai RPP. Pengertian RPP Rencana pelaksanaan pembelajaran (RPP) adalah rencana yang menggambarkan prosedur dan pengorganisasian pembelajaran untuk mencapai satu kompetensi dasar yang ditetapkan dalam Standar Isi dan dijabarkan dalam silabus (Kunandar, 2011: 263). Berdasarkan Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 19 Tahun 2005 Pasal 20 dinyatakan bahwa “Perencanaan proses pembelajaran meliputi silabus dan rencana pembelajaran yang memuat sekurang-kurangnya tujuan pembelajaran, sumber belajar, dan penilaian hasil belajar ”.  Menurut Permendiknas Nomor 41 Tahun 2007, komponen RPP adalah: Identitas mata pelajaran, standar kompetensi, kompetensi dasar, indikator pencapaian kompetensi, tujuan pembelajaran, materi ajar, alokasi waktu, metode pem

TEKNIK MENGURANGI RASA NYERI PERSALINAN

TEKNIK MENGURANGI RASA NYERI PERSALINAN

 BY : ERWIN NOGORI
PENGERTIAN NYERI DALAM PERSALINAN
Nyeri adalah rasa tidak enak akibat perangsangan ujung-ujung saraf khusus. Selama persalianan dan kelahiran pervaginam, nyeri disebabkan oleh kontraksi rahim, dilatasi serviks, dan distensi perineum. Serat saraf aferen viseral yang membawa impuls sensorik dari rahim memasuki medula spinalis pada segmen torakal kesepuluh, kesebelas dan keduabelas serta segmen lumbal yang pertama (T10 sampai L1).
Nyeri dari perineum berjalan melewati serat saraf aferen somatik, terutama pada saraf pudendus dan mencapai medula spinalis melalui segmen sakral kedua, ketiga, dan keempat (S2 sampai S4). Serabut saraf sensorik yang dari rahim dan perineum ini membuat hubungan sinapsis pada kornu medula spinalis dengan sel yang memberi akson yang merupakan saluran spinotalamik. Selama bagian akhir dari Kala I dan di sepanjang Kala II, impuls nyeri bukan saja muncul dari rahim tetapi juga perineum saat bagian janin melewati pelvis.
Nyeri pada saat melahirkan melahirkan memiliki derajat yang paling tinggi diantara rasa nyeri yang lain seperti patah tulang atau sakit gigi. Banyak perempuan yang belum siap memiliki anak karena membayangkan rasa sakit yang akan dialami saat melahirkan nanti.
Namun, kini ada beberapa alternatif yang bisa dipilih untuk mengurangi rasa nyeri yang datang saat akan melahirkan ,menghilangkan rasa nyeri saat persalinan berupa pengurangan rasa sakit akan dapat membantu mempercepat proses persalinan dan membantu ibu memperoleh kepuasan dalam melalui proses persalinan normal.
Metode mengurangi rasa nyeri yang dilakukan secara terus menerus dalam bentuk dukungan harus dipilih yang bersifat sederhana, biaya rendah, resiko renedah, membantu kemajuan persalinan, hasil kelahiran bertambah baik dan bersifat sayang ibu.

1)      FAKTOR FAKTOR YANG MEMPENGARUHI NYERI DALAM PERSALINAN
Cara yang dirasakan oleh individu dan reaksi terhadap rasa sakit dipengaruhi oleh berbagai faktor, antara lain:
a. Rasa takut atau kecemasan
Rasa takut atau kecemasan akan meninggikan respon individual terhadap rasa sakit. Rasa takut terhadap hal yang tidak diketahui, rasa takut ditinggal sendiri pada saat proses persalinan (tanpa pendamping) dan rasa takut atas kegagalan persalinan dapat meningkatkan kecemasan. Pengalaman buruk persalinan yang lalu juga akan menambah kecemasan.
b. Kepribadian
Kepribadian ibu berperan penting terhadap rasa sakit, ibu yang secara alamiah tegang dan cemas akan lebih lemah dalam menghadapi stres dibanding wanita yang rileks dan percaya diri.
c. Kelelahan
Ibu yang sudah lelah selama beberapa jam persalinan, mungkin sebelumnya sudah terganggu tidurnya oleh ketidaknyamanan dari akhir masa kehamilannya akan kurang mampu mentolerir rasa sakit.
d. Faktor sosial dan budaya
Faktor sosial dan budaya juga berperan penting dalam reaksi rasa sakit. Beberapa budaya mengharapkan stoicisme (sabar dan membiarkannya) sedang budaya lainnya mendorong keterbukaan untuk menyatakan perasaan.
e. Pengharapan
Pengharapan akan memberi warna pada pengalaman. Wanita yang realistis dalam pengharapannya mengenai persalinannya dan tanggapannya terhadap hal tersebut mungkin adalah persiapan yang terbaik sepanjang ia merasa percaya diri bahwa ia akan menerima pertolongan dan dukungan yang diperlukannya dan yakin bahwa ia akan menerima analgesik yang sesuai.

2)      TEKNIK PENGURANGAN RASA NYERI SAAT PERSALINAN
a. Terapi farmakologis
Kalo ini mah udah jelas-jelas harus dokter yang bertindak untuk ngatasinya. Berbagai obat disuntikkan ke ibu, baik itu anastesis umum yang di suntikkan epidural, spinal, ataopun sekedar regional.
b. Terapi non farmakologis
Terapi yang digunakan yakni dengan tanpa menggunakan obat-obatan, tetapi dengan memberikan berbagai teknik yang setidaknya dapat sedikit mengurangi rasa nyeri saat persalinan tiba
Beberapa teknik dukungan untuk mengurangi rasa sakit tanpa menggunakan obat obatan diantaranya adalah :
1)      Kehadiran pendamping selama proses persalinan, sentuhan penghiburan dan dorongan orang yang mendukung dengan cara menghadirkan orang yang dianggap penting oleh ibu untuk mendampingi ibu selama proses persalinan seperti suami, keluarga, atau teman dekat. Suami dan keluarga dianjurkan untuk berperan aktif dalam mendukung dan melakukan kegiatan yang dapat memberikan kenyamanan bagi ibu. Pendamping ibu saat persalinan sebaiknya adalah orang yang peduli pada ibu, yang paling penting adalah orang-orang yang diinginkan oleh si ibu untuk mendampinginya selama persalinan. Di beberapa tempat, hanya wanita yang boleh menemani ibu pada saat ia melahirkan. Dalam budaya lain, sudah menjadi kebiasaan bagi suami menjadi pendamping dalam persalinan bahkan menolong persalinan.
2)      Perubahan posisi dan pergerakan Ibu mungkin memerlukan bantuan untuk mencari dan menemukan posisi yang nyaman, untuk membantu ibu agar ibu tetap tenang dan rileks sedapat mungkin bidan tidak boleh memaksakan posisi yang telah dipilih ibu, bidan hanya menyarankan alternatif-alternatif apabila tindakan ibu tidak efektif.
Rasa sakit akibat kontraksi akan semakin terasa sesuai dengan bertambahnya pembukaan serviks. Ibu mungkin memerlukan bantuan untuk mencari dan menemukan posisi yang nyaman. Ada beberapa posisi tertentu yang dapat membantu mengurangi rasa sakit, misalnya posisi duduk, bersandar tegak, bersandar ke depan, berlutut ke depan, mengurut punggung atau bersandar pada suami.

POSISI POSISI SAAT BERSALIN
A. Posisi Berbaring
Berbaring horizontal (supine): secara umum tidak nyaman. Posisi ini dapat mengakibatkan uterus menekan pembuluh darah vena cava, menurunkan aliran darah ke plasenta, dan menekan diafragma yang membuat ibu sulit untuk bernafas. Untuk meningkatkan kenyamanan dan dukungan, letakkan bantal dibawah lutut dan tekuk lutut sedikit, atau duduk semi fowler dengan kepala dan bahu terangkat dan tersanggah oleh setumpuk bantal.
Kelebihan:
Dokter bisa lebih leluasa membantu proses persalinan. Jalan lahir pun menghadap ke depan, sehingga dokter dapat lebih mudah mengukur perkembangan pembukaan dan waktu persalinan pun bisa diprediksi secara lebih akurat. Kepala bayi lebih mudah dipegang dan diarahkan.


Kelemahan:
Posisi berbaring membuat ibu sulit untuk mengejan. Hal ini karena gaya berat tubuh ibu yang berada di bawah dan sejajar dengan posisi bayi. Posisi ini pun diduga bisa mengakibatkan perineum (daerah di antara anus dan vagina) meregang sedemikian rupa sehingga menyulitkan persalinan. Pengiriman oksigen melalui darah yang mengalir dari si ibu ke janin melalui plasenta pun jadi relatif berkurang. Hal ini karena letak pembuluh besar berada di bawah posisi bayi dan tertekan oleh massa/berat badan bayi. Apalagi jika letak ari-ari juga berada di bawah si bayi. Akibatnya, tekanan pada pembuluh darah bisa meninggi dan menimbulkan perlambatan peredaran darah balik ibu

B. Posisi berbaring Miring
Berbaring miring (lateral): mencegah terjadinya penekanan pada perineum dan mencegah penekanan pada vena cava sehingga memaksimalkan aliran darah ke uterus dan janin. Pada saat melahirkan, pasangan dapat membantu menyangga kaki ibu yang mencegah penekanan terhadap kepala bayi Ibu terlentang di tempat tidur bersalin dengan menggantung kedua pahanya pada penopang kursi khusus untuk bersalin.
Dilakukan pada kala I dan kala II . caranya: wanita berbaring dengan kedua pinggul dan lutut dalam keadaan fleksi dan diantar kakinya ditempatkan disebuah bantal.
Pengaruh posisi ini:
         Memungkinkan wanita yang lelah untuk beristirahat
         Dapat mengatasi masalah detak jantung jika berkaitan dengan terjadinya hipotensi
         Menghindarkan tekanan terhadap tulang sacrum.
         Posisi miring tidak dianjurkan, jika wanita menolak posisi tersebutdan merasakan nyeri yang amat sangat dan menginginkan posisi yang lain.

Kelebihan:
Selain peredaran darah balik ibu bisa mengalir lancar, pengiriman oksigen dalam darah dari ibu ke janin melalui plasenta juga tidak terganggu. Sehingga proses pembukaan akan berlangsung secara perlahan-lahan sehingga persalinan berlangsung lebih nyaman.
Kelemahan:
Posisi miring ini menyulitkan dokter untuk membantu proses persalinan karena letal kepala bayi susah dimonitor, dipegang, maupun diarahkan. Dokter pun akan mengalami kesulitan saat melakukan tindakan episiotomy.

C. POSISI SETENGAH DUDUK
Posisikan si Ibu dengan bantal di punggungnya, atau minta suami untuk duduk membelakangi si Ibu. Pada waktu kontraksi, bungkukkan badan ke depan atau tarik kaki ke atas.
Pada posisi ini, ibu duduk dengan punggung bersandar bantal, kaki ditekuk dan paha dibuka ke arah samping. Posisi ini cukup membuat ibu nyaman. Posisi setengah duduk dilakukan pada kala I dank Kala II.
Kelebihannya:
Sumbu jalan lahir yang perlu ditempuh janin untuk bisa keluar jadi lebih pendek. Suplai oksigen dari ibu ke janin pun juga dapat berlangsung secara maksimal.
Kelemahan:
Posisi dapat menimbulkan rasa lelah dan keluhan punggung pegal. Apalagi jika proses persalinan tersebut berlangsung lama



D. Bergoyang-goyang sambil duduk
Pada waktu melahirkan, pergerakan yang berirama dapat membuat nyaman. Gerakan badan perlahan-lahan ketika duduk di atas bola hamil (sebuah bola karet besar biasanya digunakan sebagai alat untuk melahirkan secara natural), di pinggir kasur atau di kursi yang kuat.
Kalau si Ibu duduk di atas kursi, mintalah seseorang untuk duduk di lantai sambil bersandar ke kaki si Ibu. Bila si Ibu duduk sambil bersandar ke kursi, tekanan pada lutut nya bisa mengurangi sakit punggung si Ibu.

E. Bergoyang-goyang sambil berdiri
Berdiri atau berjalan menolong proses kelahiran untuk mendapatkan momentum, terutama di tahap-tahap awal. Bersandar pada suami untuk menahan selagi kontraksi berlangsung. Atau lingkarkan tangan si Ibu ke leher suami dan mulai bergoyang-goyang, seperti sedang slow dance. Posisi ini juga enak untuk mengelus punggung.

F. Bersandar ke depan
Kalau punggung si Ibu terasa sakit, bersandar ke depan bisa membuat lebih enak. Duduk di kursi seperti di gambar atau bersandar ke atas meja. Posisi ini juga enak untuk mengelus punggung.

G. Bersandar ke kaki
Ibu boleh bersandar ke depan waktu berdiri. Angkat satu kaki ke atas kursi. Perlahan-lahan bersandar kedepan sewaktu kontraksi. Gunakan kursi yang kecil agar tidak terlalu tinggi dan terasa nyaman. si Ibu bisa bersandar tanpa kursi bila diinginkan, letakkan satu kaki di depan, dan tekuk ke depan perlahan-lahan.

H. Duduk dengan satu kali di atas
Posisi yang tidak simetris memberikan banyak variasi. Cobalah mengangkat satu kaki waktu duduk. Si Ibu sebaiknya agak sedikit membungkuk ke arah kaki yang di angkat sewaktu kontraksi.

I. Berlutut
Kadang kala berlutut menolong rasa sakit di punggung. Gunakan bola hamil atau bantal yang banyak. Di Rumah Sakit, angkat kasur dibagian kepala. Berlutut di bagian bawah kasur sambil mengistirahatkan tangan dan badan bagian atas di atas kasur.

J. Jongkok
Posisi jongkok menolong membuka pelvis si Ibu, memberikan si bayi ruang untuk berputar sewaktu bergeran melalui lorong rahim. Jongkok juga membuat si Ibu mendorong lebih efektif sewaktu melahirkan. Gunakan kursi yang kuat atau palang jongkok yang disediakan di kasur untuk menahan. Jongkok dengan bertahan ke tembok atau ke suami juga diperbolehkan. Dilakukan terutama pada kala II.
Manfaatnya:
         Membutuhkan usaha mengejan yang lebih sedikit
         Meningkatkan perasaan ingin mengejan
         Dapat mendorong penuruna janin
         Dapat mengurangi nyeri punggung
Posisi jongkok tidak baik digunakan apabila ektremitas bawah cidera atau adanya kelemahan kaki.
Biasanya ibu berjongkok di atas bantalan empuk yang berguna menahan kepala dan tubuh bayi.

Kelebihan:
Merupakan posisi melahirkan yang alami karena memanfaatkan gaya gravitasi bumi, sehingga ibu tidak usah terlalu kuat mengejan.
Kekurangan:
Selain berpeluang membuat cedera kepala bayi, posisi ini dinilai kurang menguntungkan karena menyulitkan pemantauan perkembangan pembukaan dan tindakan-tindakan persalinan lainnya, semisal episiotomi.

K. Merondang/Posisi Berpijak pada Tangan dan Lutut
Tidak perlu merasa malu untuk berposisi merondang sewaktu melahirkan. Posisi ini mengurangi tekanan pada tulang punggung, sehingga sakit punggung tidak akan terasa dan menolong memutar si Bayi ke posisi yang lebih enak untuk melahirkan. Posisi merondang juga memberikan si Bayi suplai oksigen lebih banyak.
Manfaatnya:
         Mengurangi nyeri punggung
         Mengurangi hemoroid
         Dapat mengatasi detak jantung janin khususnya jika berkaitan dengan kompresi tali pusat


L. Posisi dada-lutut terbuka
Posisi ini dapat digunakan pada kala I dan kala II. Caranya:
Wanita berlutut, bersandar kedepan untuk menyangga gaya berat tubuhnya pada kedua tangan. Lalu dada direndahkan kearah lantai, sehingga bokongnya lebih tinggi dbandingkan dengan dada. Pada posisi ini, kedua pinggul kurang fleksi (sudut > 90) dibandingkan dengan posisi dada-lutut tertutup yang biasa. Posisi yang lebih terbuka membuat panggul berada pada sudut yang sangat berbeda dibandingkan jika lutut ditarik kebawah batang tubuh.

Manfaatnya:
         melindungi dari terjadinya gawat janin dengan prolaps tali pusat.
         Dapat mengatasi masalah detak jantung janin.
         Mengurangi nyeri punggung
         Mengurangi hemoroid
4)sentuhan dan massase
Sentuhan dan masase
Relaksasi sentuhan mungkin akan membantu ibu rileks dengan cara pasangan menyentuh atau mengusap bagian tubuh ibu. Pemijatan secara lembut akan membantu ibu merasa lebih segar, rileks dan nyaman selama persalinan. Sebuah penelitian menyebutkan ibu yang dipijat 20 menit setiap jam selam atahapan persalinan akan lebih bebas dari rasa sakit. Hal itu terjadi karena pijat merangsang tubuh melepaskan senyawa endhorphin yang merupakan pereda sakit alami. Endorphin juga dapat menciptakan perasaan nyaman dan enak.
Dalam persalinan, pijat juga membantu ibu merasa lebiih dekat dengan orang yang merawatnya. Sentuhan seseorang yang peduli dan ingin menolong merupakan sumber kenikmatan saat ibu sakit, lelah dan takut. Bagian tubuh ibu yang dapat dipijat adalah kepala, leher, punggung dan tungkai. Saat melakukan pemijatan dapat menggunakan minyak sayur, minyak pijat atau sedikit bedak supaya tangan agak licin dan ibu merasa nyaman.
Umumnya, ada 2 teknik pemijatan yang dilakukan dalam persalinan, yaitu effluerage dan counterpressure. Effluerage adalah teknik pemijatan berupa usapan lembut, lambat dan panjang atau tidak putus-putus. Teknik ini menimbulkan efek relaksasi. Dalam persalinan, effluerage dilakukan dengan menggunakan ujung jari yang ditekan lembut dan ringan. Lakukan usapan dengan ringan dan tanpa tekana kuat, tetapi usahakan ujung jari tidak lepas dari permukaan kulit.
Masase sangat baik dan merupakan cara lembut untuk membantu Anda merasa lebih segar selama persalinan. Sentuhan dan kelembutan masase membuat Anda relaks. Satu penelitian menunjukan bahwa wanita yang mendapat masase selama 20 menit setiap jam selama fase persalinan aktif merasa lebih tenang dan lebih terbebas dari nyeri. Berikut ini hasil wawancara dengan Dr. Dedy Arman Saidi Sp OG., dari RS Hermina Bekasi
Banyak bagian tubuh dari wanita yang menjalani persalinan dapat dimasase. Memijat kepala, leher, punggung, dan tungkai dapat memberikan kenyamanan dan relaksasi. Individu yang melakukan pemijatan harus benar-benar memberikan perhatian pada respon wanita yang dipijat untuk menentukan apakah tekanan diberikan dengan tepat.
Berbagai tipe pijatan memberikan efek pada wanita yang dipijat dengan berbagai cara berbeda. Anda dan pasangan Anda mungkin ingin melakukan dua jenis masase yang diuraikan di bawah ini baik untuk sebelum persalinan maupun untuk digunakan selama persalinan.
Effluerage
Adalah masase dengan ujung jari yang ditekankan dengan lembut dan ringan di atas perut dan di atas paha. Masase ini digunakan selama persalinan dini. Mengusapnya dengan ringan, tetapi tidak memberikan tekanan yang kuat, dan ujung jari tidak pernah terlepas dari permukaan kulit.
Mulailah dengan tangan pada kedua sisi pusar. Gerakan tangan ke arah atas dan ke arah luar pusar, dan kembali ke bagian pubik. Kemudian pindahkan kembali tangan ke arah pusar. Masase dapat diperluas sampai paha. Masase ini juga dapat dilakuakn sebagai gearkan saling menyilang, di sekitar sabuk pemantau janin. Gerakan jari menyilang perut dari satu sisi ke sisi lainnya dari sabuk pemantau janin.
5). Counterpressure Untuk Mengurangi Tegangan Pada Ligament
Pijatan Counterpressure
Merupakan cara terbaik dalam menghilangkan nyeri punggung akibat persalinan. Letakkan tumit tangan atau bagian datar dari kepalan tangan (Anda juga dapat menggunakan bola tenis) di atas tulang ekor. Berikan tekanan kuat dalam gerakan melingkar kecil. (BOD)
Pijat counterpressure adalah pijatan tekanan kuat dengan cara meletakkan tumit tangan atau bagian datar dari tangan, atau juga menggunakan bola tenis. Tekanan dapat diberikan dalam gerakan lurus atau lingkaran kecil. Teknik ini efektif menghilangkan sakit punggung akibat persalinan. Namun perlu disadari bahwa ada ibu yang tidak biasa dipijat, bahkan disentuh saat mengalami kontraksi, hal ini disebabkan karena kontraksi sedemikian kuatnya sehingga ibu tidak sanggup lagi menerima rangsangan apapun pada tubuh. Bidan harus memahami hal ini dan menghormati keinginan ibu
6). Pijatan Ganda Pada Pinggul
Pijatan atau sentuhan pada area tertentu ternyata dapat mereduksi nyeri pasangan. Adapaun area yang bida dilakukan pemijatan yakni di area pinggul, punggung, dan lutut. Sirkulasi darah juga menjadi lancar sehingga nyeri berkurang.
7). penekanan pada lutut
8).kompres hangat dan kompres dingin
Memang tak menghilangkan keseluruhan nyeri namun setidaknya memberikan rasa nyaman. Botol air panas yang dibungkus handuk dan dicelup ke air dingin mengurangi pegal di punggung dan kram bila ditempel di punggung. Menaruh handuk dingin di wajah juga bisa mengurangi ketegangan
Pemanasan merupakan metode sederhana yang digunakan pada ibu untuk meredakan rasa sakit. Dalam persalinan, panas buatan dapat dilakukan dengan cara meletakkan botol air panas yang dibungkus dengan handuk di punggung, menggunakan kantong kain berisi kulit ari beras/gandum yang dipanaskan beberapa menit di microwave, melakukan pemijatan denagn cara menggosokkan tangan pendamping persalinan di punggung ibu. Pijatan ini akan menghangatkan kulit sekaligus merangsang tubuh melepaskan senyawa alamiah pereda sakit. Dingin buatan dapat dilakukan dengan cara mengompres punggung ibu menggunakan air es mengunakan washlap atau kantong kompres khusus untuk es.
Kompres biasanya dapat mengendalikan rasa nyeri juga memberikan rasa nyaman sekaligus meredakan ketegangan. Bungkus botol air panas dengan handuk dan celupkan kedalam air dingin untuk mengurangi pegal punggung dank ram. Gunakan pula handuk dingin di wajah untuk mengurangi ketegangan.
9).berendam
Air dapat menagtasi rasa sakit karena dapat menyebabkan relaksasi. Jika ibu merasa tegang, kontraksi menjadi sangat menyakitkan sehingga dapat menyebabkan pembukaan serviks tidak lancar. Air membantu ibu lebih rileks dan lebih dapat mengedalikan diri menghadapi kontraksi sehingga tidak terlalu menyakitkan. Selain itu di dalam air otot-otot ibu mengendur
10). Teknik pernafasan yang tepat dapat mengurangi rasa sakit persalinan. Teknik pernafasan dapat dibedakan menjadi 2 yaitu teknik pernafasan pada kala I awal dan teknik pernafasan pada kala I akhir.
– Teknik pernafasan kala I awal
Dilakukan dengan cara tiap kali kontraksi dari awal sampai akhir kontraksi ibu diminta untuk menarik nafas dalam-dalam dan teratur melalui hidung dan keluarkan lewat mulut. Pada puncak kontraksi bernafaslah dengan ringan dan pendek-pendek melalui mulut tetapi jangan terlalu lama karena bisa mengakibatkan ibu kekurangan oksigen.
– Teknik pernafasan kala I akhir
Kontraksi pada kala I akhir akan terjadi selama satu menit dan bisa terasa setiap menit. Agar ibu tidak mengejan terlalu awal minta ibu untuk mengatakan “huh-huh, pyuh”, sambil bernafas pendek-pendek lalu bernafaslah panjang. Setelah itu, bernafaslah perlahan dan teratur. Masa transisi ini merupakan masa yang paling sulit karena kontraksi akan sangat kuat, tetapi serviks belum membuka seluruhnya. Pada tahap ini, minta ibu jangan mengejan terlebih dahulu karena akan menyebabkan serviks oedema.
7. Visualisasi dan pemusatan perhatian
Para penggagas metode ini percaya melahirkan dapat menyenangkan jika ibu melibatkan otak kanan dalam proses persalinan. Sehari-hari, manusia lebih banyak bekerja dengan menggunakan otak kiri. Di sisi lain, otak kanan yang menyimpan memori tentang keindahan, keyakinan, imajinasi, dan fantasi sering tidak diberdayakan. Padahal, dengan otak kanan kita mampu menyembuhkan diri dan menghilangkan rasa sakit termasuk dalam persalinan. Pemberdayaan otak kanan untuk persalina yang bebas sakit pada dasarnya menanamkan keyakinan “melahirkan itu tidak sakit”.
Hal ini tidak mudah diterima begitu saja sehingga otak kanan harus difungsikan meyakininya. Otak kanan adalah bagian yang mampu memvisualisasikan sesuatu seolah-olah itu nyata. Misalnya membayangkan seolah-olah sedang berada di taman bunga dan bayi sudah bersama ibu. Saat otak kanan mencapaii 8 – 13 Hz ternyata kondisi ini merupakan gelombang alfa atau relaksasi. Seseorang lebih mudah untuk memvisualisasikan serta merasa lebih nyaman dan tenang. Sementara pada ukuran 13-26 Hz, otak sangat lelah sehingga tingkat stress tinggi. Orang mudah merasa sakit, letih dan jenuh.
Setiap ibu bisa melakukan visualisasi. Sebaiknya latihan dilakukan sejak kandungan berusia dua bulan atau paling lambat tujuh bulan. Dengan visualisasi, ibu juga dibantu untuk tenang dan menghilangkan trauma atau naluri ekstra bawah sadar. Ibu dapat berlatih visualisai dalam waktu 7 x 2,5 jam (lebih baik di bawah bimbingan pelatih prof Tekhnik ini dengan mengarahkan sang ibu membayangkan sesuatu yang dapat membuatnya nyaman. Ajak dia membayangkan sesuatu tempat yang memberikan dirinya tenang, seperti sawah yang terhampar luas dengan hijaunya dedaunan padi yang melambai-lambai ditiup angin sore. Atau ajak dia ke suasana laut yang mengajak kita untuk mendengarkan deburan ombak yang perlahan mengenai kaki kita yang tercelup dalam air laut di tepian pantai. Atau hal lainnya dimana Anda lebih tau bagaimana memberikan ketenangan pada istri Anda saat ia membutuhkan ketenangan ituesional).
8. Musik
Musik dapat membantu ibu mengalihkan perhatian dari rasa nyeri sehingga ibu merasa rileks. Hal ini ditujukan bagi Anda yang memang suka dengan yang namanya mendengarkan alunan nada. Baik itu berupa alunan ayat Al-Qur’an yang Anda dengarkan, atau musik alam seperti suasana air terjun dengan gemricik air yang turun, atau dengan musik klasik
Pada kala I, biasanya secara naluri ibu bergerak mencari posisi yang nyaman dan tetap pada posisi tersebut selama kala I Posisi yang dianjurkan adalah:
• Berdiri di belakang meja dengan rileks
Berdiri di belakang meja dengan rileks. Letakkan tangan pada sandaran kursi. Kondisi ini dapatmenolong selama kontraksi jika ibu masih dapat berjalan.
• Berdiri menghadap pasangan
Ibu berdiri menghadap suami dan lingkarkan lengan pada lehernya, suami dapat diminta untuk dapat memijat pinggangnya.
• Ibu bersandar pada punggung suami secara rileks
Ibu menyandarkan punggung pada suami dengan rileks dan suami dapat mendinginkan wajah dengan washlap.
• Duduk di kursi menggunakan bantal menghadap ke belakang
Ibu duduk di kursi menggunakan bantal, lengan diletakkan pada sandaran kursi dan menghadap ke belakang, suami dapat memijat lembut punggung ibu.
• Rileks dengan posisi menungging dan merebahkan kepala pada bantal
Ibu rileks dengan posisi menungging dan merebahkan kepala pada bantal, suami dapat mengusap lembut bagian punggung.
Untuk membantu ibu agar tetap tenang dan rileks sedapat mungkin bidan tidak boleh mengendalikan pemilihan posisi yang diinginkan oleh ibu dalam persalinannya. Sebaiknya, peranan bidan adalah untuk mendukung ibu dalam posisi apapun yang dipilihnya, sambil menyarankan bila tindakan ibu tidak efektif atau merugikan bagi dirinya atau bagi bayinya. Anjurkan pada ibu untuk mencoba posisi-posisi yang nyaman selama persalinan dan kelahiran. Anjurkan pula suami dan pendamping lainnya untuk membantu ibu berganti posisi. Ibu boleh berjalan, berdiri, duduk, jongkok, berbaring miring atau merangkak. Posisi tegak seperti berjalan, berdiri atau jongkok dapat membantu turunnya kepala bayi dan seringkali mempersingkat waktu persalinan.
Bidan harus memberitahu ibu bahwa ia tidak perlu harus terlentang dalam masa persalinannya, karena jika ibu berbaring telentang berat uterus dan isinya (janin, cairan ketuban, plasenta, dll) akan menekan vena cafa inferior. Hal ini menyebabkan turunnya aliran darah dari sirkulasi ibu ke plasenta. Kondisi seperti ini akan menyebabkan hipoksia/kekurangan oksigen pada janin. Posisi telentang juga akan memperlambat kemajuan persalinan.
Posisi dalam persalinan antara lain:
a. Posisi duduk atau setengah duduk
Posisi duduk atau setengah duduk seringkali nyaman bagi ibu dan ia bisa beristirahat dengan mudah diantara kontraksi jika merasa lelah. Keuntungan dari kedua posisi ini adalah memudahkan melahirkan kepala bayi. Bagi bidan lebih mudah untuk membimbing kelahiran kepala bayi dan mendukung perineum.
b. Posisi merangkak
Merangkak seringkali merupakan posisi yang baik bagi ibu yang mengalami nyeri punggung saat persalinan. Selain itu dapat membantu bayi melakukan rotasi dan peregangan minimal pada perineum.
c. Posisi jongkok atau berdiri
Posisi jongkiok atau berdiri dapat mempercepat kala I persalinan dan mengurangi rasa nyeri yang hebat. Selain itu juga dapat membantu penurunan kepala bayi.
d. Posisi berbaring miring ke kiri
Berbaring miring ke kiri seringkali merupakan posisi yang baik bagi ibu jika kelelahan karena ibu bisa beristirahat dengan mudah di antara kontraksi. Posisi ini juga bisa membantu mencegah laserasi perineum
Posisi-posisi yang dipilih ibu dalam menghadapi persalinan kala I dan II sangatlah penting. Posisi persalinan, perubahan posisi dan pergerakan yang tepat akan membantu meningkatkan kenyamanan/ menurunkan rasa nyeri, meningkatkan kepuasan akan kebebasan untuk bergerak, dan meningkatkan kontrol diri ibu. Selain itu, posisi ibu juga dapat mempengaruhi posisi bayi dan kemajuan persalinan. Perubahan posisi secara adekuat akan dapat merubah ukuran dan bentuk pelvic outlet sehingga kepala bayi dapat bergerak pada posisi optimal di kala I, berotasi dan turun pada kala II. Bergerak dan posisi tegak (upright position) dapat mempengaruhi frekuensi, lama dan efisiensi kontraksi. Grafitasi membantu bayi bergerak turun lebih cepat. Perubahan posisi membantu meningkatkan asupan oksigen secara berkelanjutan pada janin, yang berbeda jika ibu berbaring horizontal karena dapat menyebabkan terjadinya hipotensi. Berbagai perubahan posisi bisa dilakukan ibu dengan atau tanpa bantuan pasangan/ keluarga atau perawat.
Berbagai studi ilmiah tentang pergerakan dan posisi persalinan pada kala I dilakukan yang membandingkan dampak berbagai posisi tegak (upright position) dengan posisi horizontal (supine) terhadap nyeri dan kemajuan persalinan. Berdasarkan review yang dilakukan oleh Simkin & Bolding (2004) terhadap 14 studi intervensi terkait, menunjukkan bahwa:
1)       tidak ada ibu yang menyatakan bahwa posisi horizontal lebih meningkatkan kenyamanan dibandingkan posisi lainnya,
2)       berdiri lebih meningkatkan kenyamanan dibandingkan berbaring atau duduk,
3)       duduk lebih meningkatkan kenyamanan dibandingkan berbaring jika dilatasi serviks kurang dari 7 cm,
4)       posisi tegak -duduk, berdiri atau berjalan- menurunkan nyeri dan meningkatkan kepuasan ibu, dan
5)       posisi tegak tidak memperpanjang masa persalinan dan tidak menyebabkan cedera pada ibu yang sehat.
Sedangkan Review sistematis terhadap sembilan studi intervensi tentang posisi ibu di kala I persalinan yang dilakukan oleh Souza et al (2006) menunjukkan bahwa mengadopsi posisi tegak atau ambulasi aman bagi ibu dan memberikan kepuasan karena adanya kebebasan untuk bergerak. Tetapi dikarenakan kurangnya bukti yang signifikan dan keterbatasan penelitian-penelitian yang ada, maka keuntungan poisisi tegak belum dapat direkomendasikan untuk memperpendek durasi persalinan dan meningkatkan kenyamanan ibu.
Berbagai studi intervensi juga dilakukan guna mengetahui efektifitas dan efisiensi berbagai posisi ibu pada Kala II. Hasil studi-studi tersebut menunjukkan bahwa posisi tegak (upright) selama kala II persalinan memberikan keuntungan yang lebih dibandingkan posisi dorsal (supine), antara lain: menurunkan ketidaknyamanan/ nyeri persalinan dan kesulitan mengedan sehingga memperpendek kala II, menurunkan trauma perineum/ vagina dan infeksi pada luka persalinan, dan menurunkan jumlah bayi dengan Apgar score yang kurang dari 7. Walaupun demikian, terdapat satu studi yang menunjukkan bahwa posisi tegak (dengan atau tanpa kursi persalinan) dapat meningkatkan kejadian robekan labium dan meningkatkan perdarahan post partum. (Gupta & Nikdem, 2003; Francais, 1997).
Adapun berbagai perubahan posisi yang dapat dilakukan ibu, antara lain:
• Pada tangan dan lutut: dapat mengurangi nyeri punggung dan memberikan kesempatan pada bayi dengan presentasi oksiput posterior untuk berputar serta membantu bayi yang mengalami distress karena posisi ini memaksimalkan aliran darah ke uterus dan plasenta. Posisi ini akan sulit dilakukan apabila ibu mendapat epidural anestesi.
• Posisi tegak (upright):
Ø Duduk pada awal persalinan: membuat uterus maju kedepan, mencegah uterus menekan diafragma, dan memperbaiki aliran darah pada otot yang berkontraksi. Bisa menggunakan kursi persalinan atau kursi lainnya atau menggunakan bola.
Ø Berdiri atau berjalan: membantu memperlebar pelvik outlet dan membiarkan grafitasi bekerja mendorong bayi menekan serviks. Gunakan diding atau pasangan sebagai penyanggah saat terjadi kontraksi.
Ø Berjongkok (squatting): membuka pelvis lebih lebar sehingga bayi memiliki cukup ruang untuk bergerak turun ke jalan lahir. Saat berjongkok, rata-rata pelvik outlet menjadi 28% lebih besar dibandingkan dengan posisi berbaring. Dilakukan saat kepala bayi telah engaged. Dapat menggunakan squatting bar atau dua orang yang mendukung mempertahankan posisi ini. Sebaiknya tidak digunakan pada persalinan dengan presentasi oksiput posterior.
Ø Berlutut saat kelahiran: mempertahankan posisi upright tanpa menegangkan punggung. Berlutut bisa dilakukan di atas bantal, pada tempat tidur atau pada dinding.
Salah satu tanggung jawab perawat yang penting pada kala I dan kala II persalinan adalah membantu ibu mendapatkan posisi yang aman dan meningkatkan kenyamanan bagi dirinya. Tidak ada posisi yang sempurna. Tidak ada yang benar atau salah, terbaik atau terburuk tentang posisi persalinan. Posisi yang paling tepat bergantung pada kenyamanan yang dirasakan ibu berdasarkan kejadian persalinan yang dialaminya. Sebagian besar wanita merasa nyaman berbaring miring selama persalinan, dan sebagian yang lain merasa lebih baik dengan berjalan, duduk atau berjongkok. Perawat berperan membantu ibu dalam memahami apa yang dibutuhkan oleh tubuhnya dan memutuskan posisi mana yang memberikan kenyamanan dan membantu memperlancar kemajuan persalinan.

Komentar

Postingan populer dari blog ini

PROPOSAL USAHA ALPUKAT KOCOK

HADIST TENTANG BERPIKIR KRITIS DAN SIKAP DEMOKRATIS

PERNAPASAN DADA DAN PERUT PADA MANUSIA BESERTA GAMBAR