GURINDAM 12
Fasal 1
Barang siapa tiada
memegang agama,
Sekali-kali tiada boleh dibilangkan nama
§ Maksudnya setiap orang harus beragama karena
agama sangat penting baginya, orang yang tidak beragama akan buta arah dalam
menjalankan hidupnya.
Barang siapa mengenal
yang empat,
Maka ia itulah orang ma’rifat
§ Untuk mencapai kesempurnaan di dalam
kehidupan, manusia harus mengenal empat hal. Empat hal tersebut adalah syariat,
tarikat, hakikat dan makrifat.
Barang siapa mengenal
Allah,
Suruh dan tegaknya tiada ia menyalah
§ Orang yang mengenal Allah SWT, pastinya ia
menjalankan perintah-Nya dan menjauhi larangan-Nya.
Barang siapa mengenal
diri,
Maka telah mengenal akan Tuhan yang bahri
§ Orang yang memahami penciptaan dirinya, maka
ia telah mengenal Penciptanya.
Barang siapa mengenal
dunia,
Tahulah ia barang yang terpedaya
§ Orang yang mengetahui bahwa dunia itu fana,
ia akan berhati-hati menjalani kehidupan, ia tahu bahw dunia hanyalah tempat
tipu daya.
Barang siapa mengenal
akhirat,
Tahulah ia dunia mudharat
§ Orang yang menyakini adanya akhirat, pasti ia
juga yakin bahwa dunia tempatnya kemudharatan.
Fasal 2
Barang siapa mengenal
yang tersebut,
Tahulah ia makna takut
§ Seorang yang meyakini hal-hal di atas (Allah,
penciptaan diri, agama, dunia dan akhirat), ia akan semakin takut jika
melanggar aturan-Nya.
Barang siapa
meninggalkan sembahyang,
Seperti rumah tiada bertiang
§ Perumpamaan orang yang meninggalkan shalat
seperti rumah tanpa tiang, karena sejatinya shalat adalah tiangnya agama.
Barang siapa
meninggalkan puasa,
Tidaklah mendapat dua termasa
§ Orang yang meninggalkan puasa wajib akan
kehilangan kenikmatan kehidupan dunia dan akhirat.
Barang siapa
meninggalkan zakat,
Tiadalah hartanya beroleh berkat
§ Orang yang tidak mau membayar zakat, hartanya
tidak akan mendapat keberkahan. baik di dunia terlebih di akhirat.
Barang siapa
meninggalkan haji,
Tiadalah ia menyempurnakan janji
§ Orang yang tidak melaksanakan ibadah haji, ia
akan mudah menginkari janji yang ia buat.
Fasal 3
Apabila terpelihara
mata,
Sedikitlah cita-cita
§ Kita harus mempergunakan mata dengan
sebaik-baiknya, jangan sampai menggunakannya untuk melihat yang dilarang Allah
SWT.
Apabila terpelihara
kuping,
Khabar yang jahat tiadalah damping
§ Telinga arus dijauhkan dari segala dosa
pendengaran, seperti gunjingan, hasutan, gosip serta dosa pendengarana lainnya.
Apabila terpelihara
lidah,
Niscaya dapat daripadanya faedah
§ Orang yang senantiasa menjaga bicaranya, ia
akan memperoleh banyak manfaat.
Bersungguh-sungguh
engkau memeliharakan tangan,
Daripada segala berat dan ringan
§ Berusahalah menjaga tangan dari perbuatan
sia-sia dan dilarang agama.
Apabila perut terlalu
penuh,
Keluarlah fi’il yang tiada senonoh
§ Jangan makan terlalu kenyang, karena hal itu
akan menyebabkan berbuat yang tidak baik.
Anggota tengah
hendaklah ingat,
Di situlah banyak orang yang hilang semangat
§ Jagalah angota tubuh yang tengah
(kemaluan), karena itu yang menyebabkan banyak orang kehilangan semangat
hidup (jika terlanjur melakukan zina).
Hendaklah peliharakan
kaki,
Daripada berjalan yang membawa rugi
§ Langkahkah kakimu ke tempat-tempat yang
diridhai Allah, jika tidak maka akan menyebabkan kerugian.
Fasal 4
Hati kerajaan di dalam
tubuh,
jikalau zalim segala anggota pun rubuh
§ Hati merupakan pusat kendali semua anggota
tubuh, jika ia melakukan kezaliman akan menyebabkan kerugian semua anggora
tubuh.
Apabila dengki sudah
bertanah,
Datanglah daripadanya beberapa anak panah
§ Hati yang dengki akan merugikan diri sendiri.
Mengumpat dan memuji
hendaklah pikir,
Di situlah banyak orang yang tergelincir
§ berhati-hatilah dalam berbicara, banyak yang
tergelincir hanya karena salah bicara.
Pekerjaan marah jangan
dibela,
Nanti hilang akal di kepala
§ Jangan memperturutkan amarah, ia dapat
menghilangkan akal sehat.
Jika sedikitpun
berbuat bohong,
Boleh diumpamakan mulutnya itu pekong
§ Orang yang sudah terbiasa berbohong, jika
berbicara pasti ada unsur kebohongannya meskipun sedikit.
Tanda orang yang amat
celaka,
Aib dirinya tiada ia sangka
§ Orang yang celaka adalah orang yang tidak
menyadari kesalahannya sendiri.
Bakhil jangan diberi
singgah,
Itulah perampok yang amat gagah
§ Jangan memelihara sifat kikir dan bakhil,
justru sifat itu yang akan menguras habis hartanya.
Barang siapa yang
sudah besar,
Janganlah kelakuannya membuat kasar
§ Jangan sampai dengan bertambahnya usia,
menjadikanmu bertambah kasar. Milikilah sikap bijaksana dalam setiap perbuatan.
Barang siapa perkataan
kotor,
Mulutnya itu umpama ketor
§ Perkataan yang kita keluarkan hendaklah
terhindar dari perkataan kotor.
Di mana tahu salah
diri,
Jika tidak orang lain yang berperi
§ Setiap kesalahan yang kita perbuat, kita
harus meminta maaf kepada orang yang kita dhalimi.
Pekerjaan takbur
jangan direpih
Sebelum mati didapat juga sepih
§ Jangan mengambil pekerjaan yang dilarang
agama.
Fasal 5
Jika hendak mengenal
orang berbangsa,
Lihat kepada budi dan bahasa
§ Kita dapat mengenal suatu bangsa dari
perilaku dan bahasanya.
Jika hendak mengenal
orang yang berbahagia,
Sangat memeliharakan yang sia-sia
§ Orang yang bahagia adalah orang yang
meninggalkan perbuatan tidak berguna dan sia-sia.
Jika hendak mengenal
orang mulia,
Lihatlah kepada kelakuan dia
§ Orang yang mulia dan terhormat bisa dilihat
dari sikap dan perilakunya.
Jika hendak mengenal
orang yang berilmu,
Bertanya dan belajar tiadalah jemu
§ Orang yang berilmu tidak akan pernah bosan
belajar dan mengambil pelajaran dari kehidupannya.
Jika hendak mengenal
orang yang berakal,
Di dalam dunia mengambil bekal
§ Orang yang berakal telah mempersiapkan
bekalnya di dunia, untuk menjalani kehidupannya di akhirat.
Jika hendak mengenal
orang yang baik perangai,
Lihat pada ketika bercampur dengan orang ramai
§ Jika ingin melihat orang yang berbudi luhur,
lihatlah ketika ia bergaul dengan orang lain.
Fasal 6
Cahari olehmu akan
sahabat,
Yang boleh dijadikan obat
§ Carilah sahabat setia yang mau membantu kita
dalam setiap kondisi.
Cahari olehmu akan
guru,
Yang boleh tahukan tiap seteru
§ Carilah guru bijaksana, yang bisa tidak
menyembungikan ilmunya dan dapat mendamaikan orang yang berseteru.
Cahari olehmu akan
isteri,
Yang boleh menyerahkan diri
§ Carilah sitri yang selalu berbakti kepada
suami.
Cahari olehmu akan
kawan,
Pilih segala orang yang setiawan
§ Carilah teman yang setia, baik di saat kita
senang maupun susah.
Cahari olehmu akan
abdi,
Yang ada baik sedikit budi
§ Carilah pengikut/pembantu yang memiliki budi
pekerti luhur.
Fasal 7
Apabila banyak
berkata-kata,
Di situlah jalan masuk dusta
§ Orang yang banyak bicaranya, akan mudah
melakukan kebohongan.
Apabila banyak
berlebih-lebihan suka,
Itulah tanda hampirkan duka
§ Apabila terlalu mengharapkan sesuatu, akan
menimbulkan kekecewaan saat sesuatu tersebut tidak didapat.
Apabila kita kurang
siasat,
Itulah tanda pekerjaan hendak sesat
§ Setiap perkerjaan harus memiliki strategi dan
persiapannya.
Apabila anak tidak
dilatih,
Jika besar bapanya letih
§ Jika anak tidak dididik dengan benar, ketika
besar akan membangkang dan menyusahkan orang tuanya.
Apabila banyak mencela
orang,
Itulah tanda dirinya kurang
§ Orang yang sering menghina orang lain,
pertanda dia merasa kurang sempurna.
Apabila orang yang
banyak tidur,
Sia-sia sajalah umur
§ Jangan menyia-nyiakan umur dengan perbuatan
yang tidak bermanfaat.
Apabila mendengar akan
khabar,
Menerimanya itu hendaklah sabar
§ Bila mendengar kabar duka atau kurang
menyenangkan, hendaklah sabar dan menerima dengan lapang dada.
Apabila mendengar akan
aduan,
Membicarakannya itu hendaklah cemburuan
§ Jangan mudah terpengaruh dengan omongan orang
lain.
Apabila perkataan yang
lemah lembut,
Lekaslah segala orang mengikut
§ Perkataan yang lemah lembut akan mudah
diterima dan didengar orang lain.
Apabila perkataan yang
amat kasar,
Lekaslah orang sekalian gusar
§ Perkataan yang kasar membuat orang yang
mendengarnya tidak nyaman dan resah.
Apabila pekerjaan yang
amat benar,
Tidak boleh orang berbuat onar
§ Orang yang baik tidak boleh difitnah.
Fasal 8
Barang siapa khianat
akan dirinya,
Apalagi kepada lainnya
§ Orang yang mempunyai sifat khianat dalam
dirinya, pasti ia akan berkhianat kepada orang lain.
Kepada dirinya ia
aniaya,
Orang itu jangan engkau percaya
§ Jika kepada diri sendiri saja ia melakukan
aniaya, maka jangan pernah mempercayainya.
Lidah yang suka
membenarkan dirinya,
Daripada yang lain dapat kesalahannya
§ Jangan suka menganggap diri sendiri paling
benar dan suka menyalahkan orang lain.
Daripada memuji diri
hendaklah sabar,
Biar pada orang datangnya khabar
§ Daripada memuji diri sendiri, lebih baik
berbuat baiklah kepada orang lain, agar kamu dipuji oleh orang lain.
Orang yang suka
menampakkan jasa,
Setengah daripadanya syirik mengaku kuasa
§ Jangan menginginkan imbalan dari setiap bantuan
yang kita perbuat.
Kejahatan diri
sembunyikan,
Kebajikan diri diamkan
§ Sifat-sifat buruk dalam diri hendaknya
disembunyikan, begitu pula kebaikan yang pernah diperbuat.
Ke’aiban orang jangan
dibuka,
Ke’aiban diri hendaklah sangka
§ Jangan menyebarkan aib orang lain, hendaklah
melihat pada aibnya sendiri.
Fasal 9
Tahu pekerjaan tak
baik tetapi dikerjakan,
Bukannya manusia yaitulah syaitan
§ Orang yang tetap mengerjakan perbuatan yang
tidak baik padahal ia sudah tahu, ia bukanlah manusia melainkan setan.
Kejahatan seorang
perempuan tua,
Itulah iblis punya penggawa
§ Orang tua yang masih melakukan kejahatan, ia
bagaikan pimpinan setan.
Kepada segaia
hamba-hamba raja,
Di situlah syaitan tempatnya manja
§ Jangan engkau tergoda akan kekayaan para
raja, karena di situlah tempat setan menggoda manusia.
Kebanyakan orang yang
muda-muda,
Di situlah syaitan tempat bergoda
§ Masa muda jangan mudah tergoda dengan rayuan
setan.
Perkumpulan laki-laki
dengan perempuan,
Di situlah syaitan punya jamuan
§ Perkumpulan laki-laki dan perempuan adalah
tempat setan melakukan godaannya.
Adapun orang tua yang
hemat,
Syaitan tak suka membuat sahabat
§ Orang yang semasa mudanya tidak
menyia-nyiakan waktunya, setan tidak suka kepada orang tersebut.
Jika orang muda kuat
berguru,
Dengan syaitan jadi berseteru
§ Masa muda yang digunakan untuk menuntut ilmu,
setan akan menjadi musuhnya.
Fasal 10
Dengan bapa jangan
durhaka,
Supaya Allah tidak murka
§ Jangan durhaka kepada orang tua, agar Allah
tidak murka kepadamu.
Dengan ibu hendaklah
hormat,
Supaya badan dapat selamat
§ Setiap anak harus patuh dan hormat kepada
ibunya, agar selamat di akhirat kelak.
Dengan anak janganlah
lalai,
Supaya boleh naik ke tengah balai
§ Jangan pernah melalaikan tanggung jawab
mendidik anak, maka kamu akan bahagia dunia akhirat.
Dengan kawan hendaklah
adil,
Supaya tangannya jadi kafil
§ Bersikap adillah kepada temanmu, agar ia
dapat menjadi penolongmu kelak.
Fasal 11
Hendaklah berjasa,
Kepada yang sebangsa
§ Hendaklah menjadi orang yang berjasa dan
bermanfaat untuk bangsa.
Hendaklah jadi kepala,
Buang perangai yang cela
§ Jika kamu menjadi pemimpin, hilangkan
perangai buruk dan tercela.
Hendaklah memegang
amanat,
Buanglah khianat
§ Begitu juga pegang amanat kepemimpinan
tersebut, jangan sampai mengkhianati masyarakat.
Hendak marah,
Dahulukan hajat
§ Jika hendak melampiasakan kemarahan pikir
ulang lagi, apakah marah tersebut akan mendatangkan kebaikan dan menyelesaikan
hajat orang banyak.
Hendak dimulai,
Jangan melalui
§ Segala sesuatu perlu awal yang baik.
Hendak ramai,
Murahkan perangai
§ Jika ingin dikenal baik, jagalah perilaku dan
budi pekerti.
Fasal 12
Raja muafakat dengan
menteri,
Seperti kebun berpagarkan duri
§ Hubungan raja dengan menterinya adalah saling
bekerjasama dan menjaga satu sama lain.
Betul hati kepada
raja,
Tanda jadi sebarang kerja
§ Raja yang adil kepada rakyatnya dalah raja
yang mendapat petunjuk dari Allah SWT.
Hukum adil atas
rakyat,
Tanda raja beroleh inayat
§ Raja yang mendapat petunjuk Allah SWT akan
melaksanakan hukum yang adil bagi rakyatnya.
Kasihkan orang yang
berilmu,
Tanda rahmat atas dirimu
§ Bila kamu menghormati orang berilmu, tandanya
kamu mendapat rahmat dari Allah.
Hormat akan orang yang
pandai,
Tanda mengenal kasa dan cindai
§ Menghormati orang berilmu, tanda ia mengenal
kematian yang merupakan gerbang alam akhirat.
Ingatkan dirinya mati,
Itulah asal berbuat bakti
§ Bila manusia mengingat kematian, ia akan
lebih berbakti kepada Allah SWT.
Akhirat itu terlalu
nyata,
Kepada hati yang tidak buta
§ Orang yang tidak buta mata hatinya, akan
meyakini bahwa akhirat benar adanya.
LEGENDA
Asal mula rokan hulu
Kabupaten
Rokan Hulu, adalah kabupaten yang baru di resmikan pada tahun 2000. daerah yang
memisahkan dari kabupaten kampar. Kabupaten rokan hulu mempunyai dua sungai
yang lumayan besar dan membuat asal usul dari rokan hulu tersebut menurut saya
mempunyai ikatan yaitu : sungai rokan kanan dan kiri.. yang nanti titik temu
dari kedua sungai tersebut di Rokan hulu.Rokan
adalah nama sebuah sungai yang membelah Pulau Sumatera dibagian tengah,
bermuara kebagian Utara Pulau tersebut (Selat Malaka). Daerah ini adalah
kawasan Kerajaan Rokan Tua, diketahui keberadaannya abad ke-13, saat itu
tercatat dalam “Negara Kertagama” karangan Prapanca, yang ditulis pada tahun
1364 M, syair 13 disebutkan ; “Seluruh Pulau Sumatera (Melayu) telah menjadi
daerah yang berada dibawah kekuasaan Majapahit meliputi; … Rakan (Rokan) …”.
Rokan juga disebut dalam sumber
tertulis lainnya seperti Kronik Cina, maupun roteiros (buku-buku panduan laut)
Portugis (Marguin 1984). Sampai saat ini nama Rokan juga tetap eksis
sebagaimana yang dapat dilihat dalam perkembangan kerajaan Rokan Tua itu sampai
sekarang. Menurut Muchtar Lutfi, Wan Saleh dalam sejarah Riau, bahwa yang
menjadi Raja Rokan abad ke-14-15 adalah keturunan dari Sultan Sidi saudara
Sultan Sujak yang dijelaskan dalam buku Sulalatus Salatin, yang menyatakan
bahwa raja Rokan itu anak Sultan Sidi saudara Sultan Sujak. Kerajaan Rokan ini
berpusat di Koto Intan, suatu tempat dekat Kotolamo dan berpindah-pindah ke
Pekaitan dan akhirnya pindah ke Rantau Kasai (di Siarang-arang) Setelah itu
tidak ada lagi disebut-sebut nama Kerajaan Rokan lagi. Sampailah diketahui
bahwa wilayah Rokan itu mekar menjadi Rokan Hilir dan Rokan Kanan; Rokan Hilir
terbagi 3 kerajaan yaitu : Kerajaan Kubu, Kecamatannya Teluk Merbau, Kerajaan
Bangko Kecmatannya Bantaian dan Kerajaan Tanah Putih, Kecamatannya Tanah Putih.
Rokan Hulu terdiri
dari 5 kerajaan, yaitu : Kerajaan Tambusai Kecamatannya Dalu-dalu, Kerajaan
Rambah Kecamatannya Pasir Pengarayan, Kerajaan Kepenuhan Kecamatannya Kotate
ngah, Kerajaan Rokan IV Koto, Kecamatannya Rokan IV Koto, dan Kerajaan Kunto
darussalam Kecamatannya Kotolamo. Pada masa kolonial wilayah Rokan Hulu dibagi
menjadi dua yaitu: Wilayah Rokan Kanan terdiri dari 3 kerajaan; Kerajaan
Tambusai, Kerajaan Rambah, dan Kerajaan Kepenuhan. Wilayah Rokan Kiri menjadi 2
kerajaan yaitu : Kerajaan Rokan IV Koto, Kerajaan Kuntodarussalam, dan ditambah
kampung dari Kerajaan Siak yaitu Kewalian Tandun dan Kabun.
Sampailah saat ini wilayah terbagi dalam Kabupaten Rokan Hilir dan Kabupaten
Rokan Hulu. Pada abad ke-17-18 ada keinginan dari seorang pejuang bernama
Sultan Zainal Abidin Syah untuk mempersatukan masyarakat Rokan ini dari Hulu
sampai ke Hilir, namun mendapat perlawanan dari Kerajaan Siak atas adu domba
Kolonial Belanda. Maka dengan keadan demikian terjadilah penangkapan Sultan
Zainal Abidin Syah hingga di bawa ke Madiun dan mangkat disana. Dari kilas
sejarah tersebut Web ini tercipta.Terancam perkembangan wilayah sepanjang
Sungai Rokan akan berkembang dalam administrasi, namun tetap memiliki semangat
Kebudayaan Sungai Rokan.
Menurut data dari Junaidi Syam/Jon Kobet, yang telah menjelajah sungai Rokan
dari Hulu Sampai Hilir memiliki catatan tentang perjalanan tersebut dalam sebuah
tim expedisi Sungai Rokan. Junaidi Syam mengatakan ada beberapa kerajaan yang
pernah menduduki daerah tertentu di sepanjang Sungai Rokan sebagai tempat
kekuasaan kerajaan, adapun daerah tersebut sebagai berikut : Pekaitan,
Batuhampar, Bangko, Kubu, Tanahputih; Tanahputieh , Tolukmego, Sintong;
Sintung, Padanggelanggang; Padanggolanggang, Siya-ang; Siarangarang ,
Rantaubonuang; Rantaubinuang; Antaubinuang, Koponuhan; Koponuan; Koponoan;
Kepenuhan, Rambah, Kototinggi; Kotatinggi, Pantaicomin; Pantaicermin,
Rantaukasai; Antaukasai, Karangbosa; Harangbosar; Harangjulu, Tombusai;
Tomusai; Tambusai, Kunto; Kunto Darussalam;Kotolamo; Katolamo; Kotalama,
Lubukbondaro; Lubukmonaro; Lubukbonao; Lubukbendahara, Rokan; Okan; Oken,
Kerajaan Kolambukuniang, Kerajaan Langgak.
Legenda Sungai Deras
Terbitnya fajar kala pagi hari telah tiba, diiringi
seruan ayam yang bersaut-sautan menandai datangnya pagi. Terbitnya fajar yang
menerangi pada sebuah desa yang memiliki hamparan sawah terbentang hijau asri,
Para penduduk tergugah bangun dari tidurnya karena mereka mengetahui pagi telah
tiba dan banyak kegiatan yang mereka harus kerjakan, dan pada pagi itupun juga
para penduduk sibuk turun ke sawah, mencangkul, membajak, menanam padi atau
melakukan kegiatan yang mereka harus kerjakan. Penduduk di desa itu kebanyakan
adalah pendatang yang membawa keluarga dan sanak saudara untuk menetap di de
sa. Para penduduk pada desa itu, tidak tahu harus dinamakan apa desa yang
mereka tempati. Para penduduk berkumpul mencari nama untuk desa yang mereka
tempati tersebut.mereka sangat sulit mencari namanama yang akan dijadikan nama
desa, dalam perkumpulan itu akhirnya para penduduk sepakat untuk memberi nama
desa itu dengan nama Desa Rambah.
Para penduduk sangat senang karena desa yang mereka
tempati sudah memiliki nama. Penduduk kemudian melanjutkan kegiatan pergi ke
sawah dengan suasana gembira. Tak lama berselang, Desa Rambah mengalami
kekeringan. Penduduk sulit mencari air untuk kebutuhan sehari-hari. Setiap
keluarga berusaha mencari simpanan air di desa yang terdekat dengan tempat
tinggal mereka. Kalaupun mereka dapat simpanan air namun jumlahnya sangat
sedikit. Banyak anak-anak yang mengalami penyakit akibat sulitnya air di desa
tersebut. Sawahsawah menjadi kering. Pepohonan yang hidup di desa terse but
menjadi tandus, banyak hewan ternak yang mati akibat kurang minum dan makan.
Dan pada suatu hari ada seorang pencari rumput untuk makan hewan peliharaan di
rumah. Bapak itu mencari rumput di tepian sungai karena di daratan tidak
memungkinkan. Ketika menyusuri sungai sambil menjaga hewan ternaknya, saat itu
juga bapak pencari rumput terkejut sampai di tepi sungai karena melihat sesosok
bentuk manusia di sungai itu. Wajahnya bersinar dan cantik, seperti bidadari.
Bapak pencari rumput tadi masih terkejut tidak percaya dengan apa yang
dilihatnya.
Rasanya tidak yakin atau percaya, padahal tempat sungai
itu sedang tidak ada airnya akibat kemarau, kalaupun ada pasti sangat keruh,
tapi yang dilihat bapak tadi sungai begitu deras, hingga ia berteriak-teriak
dengan panik ke arah desa memberitahukan pada penduduk sambil berkata
"sungai deras ... sungai deras... sungai deras." Pendudk Desa Rambah
sangat terkejut mendengar bapak pencari rumput berteriak. Teriakan bapak
pencari rumput yang membuncah menbuat para penduduk yang lain tumpah ruah
mendekatinya untuk mengetahui hal apa yang terjadi. Maka berceritalah bapak
pencari rumput itu dengan dikelilingi oleh seluruh pendudk Desa Rambah.
Penduduk sangat seksama mendengar cerita bapak pencari rumput itu yang melihat
sesosok bidadari cantik yang berparas memikat. Mendengar cerita bapak tersebut
ada diantara penduduk yang merasa penasaran dan sangat ingin melihat bidadari
yang diceritakan bapak pencari rumput itu. Keesokan harinya, beberapa penduduk
mencari air di sungai yang deras airnya itu, tiba-tiba penduduk yang mencari
air. terkejut melihat keanehan yang ada pada ·sesosok bidadari itu. Ia
mengeluarkan udang dari kepalanya kemudian menenggelarnkan kepala yang berisi
udang tersebut kedalam sungai.
Penduduk semakin kaget dan berlari kedalam desa. Kemudian
ada salah seorang penduduk yang bisa dikatakan sebagai orang yang sakti,
dimintakan tolong untuk menanyakan perihal bidadari tersebut.
Orang sakti tersebut kemudian mendekati sungai dan
bertemu dengan bidadari itu. Beliau menanyakan siapakah gerangan nama bidadari
dan apa tujuan ia bisa turun ke sungai tersebut. Tak lama bidadari itu menjawab
bahwa namanya Suri Andung Jati dan tujuan ia turun dari khayangan ke sungai
untuk mampir melepas dahaga. Setelah mengetahui maksud dan tujuan bidadari
tersebut kemudian orang sakti itu menyampaikan lagi ke penduduk setempat.
Penduduk setempat sangat gembira dan antusias karena turunnya bidadari. Berarti
desa mereka akan menjadi subur dan makmur. Setelah penduduk mengetahui nama
bidadari tersebut, keadaan sungai menjadi deras dan banyak udangnya.
Bertahun-tahun Sungai Deras menghasilkan banyak udang. Penduduk menjadi sangat
senang karena mata pencaharian mereka menjadi bertambah, hasil sungai membuat
penduduk bisa hidup dengan layak. Karena itu penduduk selalu mengambil
udang-udang sehingga jumlahnya semakin berkurang dan habis.
Suri Andung Jati yang mengusahakan adanya udang di sungai
itu menjadi marah karena ternan mandinya sudah habis di ambil oleh penduduk
setempat. Suri Andung Jati telah pergi dari Desa Deras berpindah tempat dan
menemui tempat pengganti pelepas dahaga. Dia kini telah pindah ke desa yang
sangat jauh yaitu tempat pemandiannya sekarang, di Desa Sidempuan. Setelah
kejadian yang menimpa pada penduduk di Desa Deras, keberadaan Suri Andung Jati
sebagai bidadari yang membawa berkah sudah tidak diketahui keberadaannya.
Itulah cerita asal-usul Desa Sungai Deras.
KARMINA
·
Ada pepaya ada mentimun
Ada mangga ada salak
Daripada duduk melamun
Mari kita membaca sajak
·
Sudah
gaharu cendana pula Sudah tahu masih bertanya pula
·
Dahulu
beras sekarang ketupat
Orang pemerat tersiksa si akhirat
Buah durian tajam berduri
Baca Al Quran tenangkan hati
·
Ikan salem
beli di pasar
Pipi tembem buatku gusar
Pergi ke laut asin airnya
Nyali menciut sebab dia menyapa
·
gelatik main di batu
cantik itu kalau membantu
PANTUN
Pantun Rokan Hulu
·
Wahai adinda
peliharalah amanah
Tunjuk
ajarnya engkau telaah
Ambil
oleh mu mana yang berfaedah
Supaya
hidupmu tidak menyalah
·
Hikayat berbilang di
negeri junjungan
Jadi
menjalin zaman berzaman
Mari
mantapkan dunia pendidikan
Semoga
Riau memperoleh kemajuan
·
Besarlah buah kelopak
gading
Dikenal
tandan beri bertali
Besarlah
tua duduk bersanding
Mufakat
dapat kerja menjadi
·
Apa tanda hidup
beriman
Mufakat
dulu sebelum berjalan
Putus
kata usai berunding
Disitu
janji kita tegakkan
·
Apa tanda melayu
bertuah
Duduk
tegaknya bermusyawarah
Apa
tanda melayu beradat
Hidup
didalam musyawarah mufakat.
TALIBUN
·
Kalau
anak pergi ke pekan
Yu beli belanak beli
Ikan panjang beli dahulu
Kalau anak pergi berjalan
Ibu cari sanakpun cari
Induk semang cari dahulu
·
Kalau
pandai berkain panjang
Lebih baik berkain sarung
Jika pandai memakainya
Kalau pandai berinduk semang
Lebih umpama bunda kandung
Jika pandai membawakannya
·
Hujan di bulan selalu bergelimang
Jatuh ke bumi menciptakan genangan
Genangan di jalan sungguh membuat kelam
Jalanan kelam tak bersiring
Tak bersiring menciptakan kehancuran
Melihat kebahagian nampak hilang
Yang tinggal kini hanyalah kenangan
Janganlah kau menangis sehari semalam
Janganlah kau bersedih hingga mata kering
Karena ada aku yang memberikan kebahagiaan
·
Berlayar menuju pulau di sana
Menerjang ombak di bulan purnama
Bersama nahkoda melempar jala
Agar memiliki gelar sarjana
Belajarlah dengan giat dan seksama
Jangan lupa selalu berdoa
·
Hujan deras akhirnya datang jua
Memabasahi alam sekitarnya
Rumput, bunga tumbuh tanpa diterka
Sugguh indah alam dengan nuansa
Sayangi ke dua orang tua
Jangan mengeluh kepadanya
Jangan pula menyakiti mereka
Agar mendapat ridho yang maha kuasa
MANTRA
Jampi Selusuh
rebung ruat rebung berduri
ruat dengan akar-akarnya
pecah darah pecah tembuni
turun engkau dari badannya
tidak direla ibu dan baak
bismillah Adam nama sifat
sifat jadi darah
darah jadi air
air jadi abu angin
Mantra Menanam Benih
Untuk hasil panen yang bagus melimpah
Bismillahi
assalami'alaikum Nabi Tab
yang memegang bumi
aku menumpangkan anakku
Seri Gading Gemala Gading
di dalam enam bulan ada ketujuh
aku datang mengambil balik
dengan laillaha illallah
kur semangat
kur semangat
kur semangat
Mantra Mengusir Hama
Tikus
Bismillahirrahmanirrahim
aku tau asal engkau tikus tuk sitimuna
itulah asal atuk nek kau
kau jangan padiku
kutawar pada pisang tujuh biji
ambillah di tunggul ini
berkat laillaha illallah
Muhammadarrasulullah
Mantra Penguat Usaha Pekerjaan
aku tau asal berau
belaki benih berau mah berau
benih mah benih
berau hitam berau putih
berau berau laki bini
sah aku menawar belaki benih
berkat laillaha illallah
Muhammadarrasulullah
mantra berkebun
nur cahaya munallah
nur cahaya mun putih
nama semangat tapak kebun
berkat laillaha illallah
Muhammadarrasulullah
PANTANG LARANG
·
Dilarang bersiul dalam rumah, nanti ular masuk.
·
Bayi tak boleh dikatakan gemuk,nanti ketika besar akan
menjadi kurus.
·
Makan sambil tidur-tiduran, payah dapat rezeki.
·
tidur telungkup dan menaikkan dua kaki, berarti mendoakan
emak cepat mati
·
Dilarang menjahit pakaian di badan, nanti tidak lepas hutang.
UNGKAPAN
- Buah Tangan
Arti : Oleh- Oleh
- Buah Bibir
Arti : Bahan Pembicaraan
- Naik Pitam
Arti : Marah
- Bunga Desa
Arti : Perempuan cantik yang banyak
disenangi para pemuda disebuah desa
- Meja Hijau
Arti : Pengadilan
PERIBAHASA
1.
Besar pasak daripada tiang.
Artinya lebih besar pengeluaran daripada pendapatan. bisa dibilang orang yang tidak
bisa mengatur keuangan.
2.
Ada uang abang di sayang,
tak ada uang abang ditendang. Artinya hanya mau bersama disaat senang saja
tetapi tidak mau tahu disaat sedang susah.
3.
Air beriak tanda tak dalam.
Artinya orang yang banyak bicara biasanya tidak banyak ilmunya.
4.
Harimau mati meninggalkan
belang, gajah mati meninggalkan gading, manusia mati meninggalkan nama.Artinya
setiap orang yang sudah meninggal pasti akan dikenang sesuai dengan
perbuatannya di dunia.
5.
Bagai pungguk merindukan
bulan. Artinya seseorang yang membayangkan atau menghayalkan sesuatu yang tidak
mungkin.
Komentar
Posting Komentar