RPP KELAS 2 SEMESTER 1 DAN 2 K13

Gambar
INDAHNYA BERBAGI .... by : ERWIN NOGORI Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) Suatu kegiatan pembelajaran, diperlukan sebuah rencana agar pembelajaran tersebut dapat berjalan dengan baik. Berikut dijelaskan beberapa hal mengenai RPP. Pengertian RPP Rencana pelaksanaan pembelajaran (RPP) adalah rencana yang menggambarkan prosedur dan pengorganisasian pembelajaran untuk mencapai satu kompetensi dasar yang ditetapkan dalam Standar Isi dan dijabarkan dalam silabus (Kunandar, 2011: 263). Berdasarkan Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 19 Tahun 2005 Pasal 20 dinyatakan bahwa “Perencanaan proses pembelajaran meliputi silabus dan rencana pembelajaran yang memuat sekurang-kurangnya tujuan pembelajaran, sumber belajar, dan penilaian hasil belajar ”.  Menurut Permendiknas Nomor 41 Tahun 2007, komponen RPP adalah: Identitas mata pelajaran, standar kompetensi, kompetensi dasar, indikator pencapaian kompetensi, tujuan pembelajaran, materi ajar, alokasi waktu, metode pem

EKONOMI PEMBANGUNAN MENURUT TEORI DAN JURNAL ( MANAJEMEN )


BY : ERWIN NOGORI
  1. DEFINISI EKONOMI PEMBANGUNAN MENURUT TEORI DAN JURNAL


Melalui hasil pengamatan dan penelitian para ahli terhadap Ekonomi pembangunan, lahir teori-teori yang kemudian menjadi landasan proses pembangunan.  diantaranya;

1. Teori Pertumbuhan Linear
Dasar pemikiran dari teori pertumbuhan linear ini adalah evolusi proses pembangunan yang dialami oleh suatu negara selalu melalui tahapan-tahapan tertentu (Mudrajad, 2003:47).
a.      Teori Pertumbuhan Adam Smith
Menurut Adam Smith terdapat dua aspek utama pertumbuhan ekonomi yaitu pertumbuhan output total dan pertumbuhan penduduk. Pada pertumbuhan output total terdapat tiga unsur pokok dari sistem produksi suatu negara ialah sumber daya alam yang tersedia, sumber daya insani dan stok barang modal yang ada. Menurut Adam Smith, sumber daya alam yang tersedia merupakan wadah yang paling mendasar dari kegiatan produksi suatu masyarakat. Jika suatu saat nanti semua sumber daya alam tersebut telah digunakan secara penuh maka pertumbuhan output pun akan berhenti. Sedangkan sumber daya insani memiliki peranan yang pasif dalam proses pertumbuhan output dan stok modal merupakan unsur produksi yang secara aktif menentukan tingkat output.
Sedangkan pada pertumbuhan penduduk, jumlah penduduk akan meningkat jika tingkat upah yang berlaku lebih tinggi dari tingkat upah subsisten yaitu tingkat upah yang pas-pasan untuk hidup.
Selain itu, Adam Smith dalam pemikirannya membagi pertumbuhan ekonomi menjadi 5 tahap, dimulai dari masa perburuan, masa beternak, masa bercocok tanam, masa perdagangan, dan masa perindustrian.

b.      Teori Marx
Karl Marx mengemukakan teorinya berdasar atas sejarah perkembangan masyarakat dimana perkembangan masyarakat itu melalui 5 tahap yaitu masyarakat komunal, masyarakat perbudakan, masyarakat feodal, masyarakat kapitalis dan masyarakat sosialis. Dalam perkembangan perekonomian di masyarakat, Karl Marx membagi menjadi tiga tahapan yaitu feodalisme, kapitalisme, dan sosialisme.
Marx berpendapat bahwa kemampuan para pengusaha untuk mengakumulasi modal terletak pada kemampuan mereka dalam memanfaatkan nilai lebih produktivitas buruh yang dipekerjakan.
c.        Teori Pertumbuhan Rostow
 Rostow membagi proses perkembangan ekonomi suatu Negara menjadi lima tahap; (1) perekonomian tradisional (2) prakondisi tinggal landas (3) tinggal landas (4) menuju kedewasaan, dan (5) konsumsi massa tinggi.
(Mudrajad:2003)
(1)     Perekonomian Tradisional
Dalam suatu masyarakat tradisional, tingkat produktivitas per pekerja masih rendah, oleh karena itu sebagian besar sumber daya masyarakat digunakan untuk kegiatan sektor pertanian.
(2)     Pra Kondisi Tinggal Landas
Tahap prasyarat tinggal landas ini didefinisikan Rostow sebagai suatu masa transisi dimana masyarakat mempersiapkan dirinya untuk mencapai pertumbuhan atas kekuatan sendiri (self sustained growth)
 ciri-ciri dan upayanya:
1.      Peningkatan investasi di sektor infrastruktur/prasarana terutama transportasi.
  1. Revolusi bidang pertanian untuk memenuhi peningkatan permintaan penduduk.
3.      Perluasan impor, termasuk impor modal oleh biaya produksi yang efisien dan pemasaran sumber alam untuk ekspor.   
(3)     Tinggal landas
Tahap tinggal landas sebagai suatu revolusi industri yang berhubungan dengan revolusi metode produksi dan didefinisikan sebagai tiga kondisi yang saling berkaitan,
(4)     Tahap Menuju Kedewasaan
Tahap menuju kedewasaan ditandai dengan penerapan teknologi modern secara efektif terhadap sumber daya yang dimiliki. Pada tahap ini terdapat tiga perubahan yang penting :
1.      Tenaga kerja berubah dan tidak terdidik menjadi baik
  1. Perubahan watak pengusaha dari pekerja dari keras dan kasar berubah menjadi manajer efisien yang halus dan sopan
  2. Masyarakat jenuh terhadap indutrialisasi dan menginginkan perubahan lebih jauh. 
(5)     Tahap Konsumsi Tinggi
Tahap konsumsi tinggi merupakan tahap akhir teori pertumbuhan Rostow. Pada tahap ini ditandai dengan migrasi besar-besaran masyarakat pusat perkotaan ke pinggiran kota (urbanisasi), akibat dari pusat kota dijadikan sebagai tempat kerja.

2. Teori Perubahan Struktural
Teori Perubahan Struktural ini menjelaskan pada pembahasan mekanisme transformasi ekonomi yang dialami oleh Negara sedang berkembang, yang semulanya bersifat subsisten dan menitikberatkan pada sektor pertanian menuju struktur perekonomian yang lebih modern dan sangat didominasi oleh sektor industri dan jasa (Todaro,1991 : 68). 
a.      Teori Pembangunan Arthur Lewis
Teori ini membahas proses pembangunan yang terjadi antara daerah kota dan desa, yang mengikutsertakan proses urbanisasi yang terjadi di antara kedua tempat tersebut. 
b.      Teori Pola Pembangunan Chenery
Teori Pola Pembangunan Chenery memfokuskan terhadap perubahan struktur dalam tahapan proses perubahan ekonomi, industri dan struktur institusi dari perekonomian negara yang sedang berkembang, yang mengalami transformasi dari pertanian tradisional beralih ke sektor industri sebagai mesin utama pertumbuhan ekonominya. Menurut Chenery, sejalan dengan peningkatan pendapatan per kapita, perekonomian suatu negara akan bergeser dari yang semula mengandalkan sector pertanian menuju ke sector industry.


DEPEDENSIA, NEOKLASIK (SOLOW-SWAN), ENDOGEN, TEORI-TEORI BARU “(NEW GROWTH TEORY, NGT), (NEW ECONOMIC GEOGRAPHY, NEG), (NEW TRADE TEORY, NTT)”

3. Teori Depedensia berusaha menjelaskan penyebab keterbelakangan ekonomi yang dialami oleh NSB. Asumsi dasar teori ini adalah pembagian perekonomian dunia menjadi dua golongan, yang pertama adalah perekonomian negara-negara maju dan kedua adalah perekonomian NSB.
Andrea Gunder Frank menampilkan tiga hipotesis utama yang relevan, yang berkaitan dengan pola hubungan antara negara maju dan miskin tersebut       ( Arief dan Sasono, 1991: 25-7 ), yaitu:
1.        Dalam struktur metropolis dan satelit seperti di atas, pihak metropolis akan berkembang dengan pesat sedangkan pihak satelit akan menuju kepada keterbelakangan yang terus menerus.
2.        Negara- negara miskin yang sekarang menjadi satelit dapat mengalami perkembangan ekonomi yang sehat dan mampu menumbuhkan perkembangan industri yang otonom apabila kaitan dengan metropolis dari dunia kapitalis internasional tidak ada atau sangat lemah.
3.        Kawasan-kawasan yang sekarang sangat terbelakang dan berada dalam situasi yang mirip dengan situasi dalam sistem feodal adalah kawasan yang ada pada masa lalu mamiliki kaitan kuat dengan metropolis dari sistem kapitalis internasional. Kawasan-kawasan ini adalah kawasan penghasil komoditas ekspor bahan mentah primer yang terlantar sebagai akibat adanya gelombang konjungtur dalam perdagangan internasional komoditas tersebut.

4.  Kaum Neo-Klasik Penentang Revolusi
Dekade 1980-an menandai munculnya teori pembangunan Neo-Klasik yang menjawab sanggahan teori dependensia.
Teori pembangunan Neo-Klasik yang anti terhadap pendekatan revolusioner sering disebut sebagai teori sisi penawaran ( supply side theory ). Teori ini merekomendasikan swastanisasi BUMN, meningkatkan peran perencanaan dan penetapan regulasi ekonomi yang menciptakan iklim kondusif bagi peningkatan peran pihak swasta dalam pembangunan.
Dengan kata lain, mereka menyatakan bahwa keterbelakangan bukan disebabkan oleh pengaruh eksternal, tetapi lebih pada pengaruh internal dalam NSB tersebut. Besarnya derajat campur tangan pemerintah dalam aktivitas ekonomi, merebaknya korupsi, dan kurangnya intensif ekonomi, serta kesalahan dalam pengalokasian sumberdaya, merupakan sumber utama keterbelakangan itu. Dalam teori ini dikemukakan bahwa alokasi sumber daya yang salah menyebabkan kebijakan penetapan harga menjadi tidak efektif dan ditambah dengan campur tangan pemerintah yang terlalu besar dalam perekonomian
5. Teori Pertumbuhan Neoklasik (Solow-Swan)
Menurut teori Solow-Swan ini, pertumbuhan ekonomi tergantung pada ketersediaan faktor-faktor produksi (penduduk, tenaga kerja dan akumulasi modal) dan tingkat kemajuan teknologi, berdasarkan penelitiannya Solow (1956) menyatakan bahwa peran dari kemajuan teknologi  dalam pertumbuhan ekonomi sangat dominan. Temuan Solow menunjukkan bahwa pertumbuhan ekonomi AS yang mencapai 2,75 persen pertahun pada periode 1909 sampai 1949, lebih dari setengahnya (1,5 %) merupakan sumbangan dari kemajuan teknologi, sedangkan sisanya disebabkan oleh pertambahan jumlah penggunaan faktor produksi.
Pandangan teori ini didasarkan pada anggapan yang mendasari analisis ekonomi klasik yaitu bahwa perekonomian berada pada tingkat pengerjaan penuh (full employment) dan tingkat pemanfaatan penuh  dari faktor-faktor produksinya. Dengan kata lain, perekonomian akan terusber kembang dan semuanya itu tergantung pada pertumbuhan penduduk, akumulasi kapital, dan kemajuan teknologi

6. Teori Pertumbuhan Endogen
Model pertumbuhan endogen ini menyajikan sebuah kerangka teoritis yang lebih luas dalam menganalisis proses  pertumbuhan ekonomi. Teori ini mencoba untuk mengidentifikasi dan menganalisis faktor-faktor yang yang mempengaruhi proses pertumbuha ekonomi yang berasal dari dalam (endogeneus) sistem ekonomi itu sendiri
Kemajuan teknologi dianggap hal yang bersifat endogen., dan pertumbuhan ekonomi merupakan hasil dari keputusan para pelaku ekonomi dalam berinvesatasi di bidang ilmu pengetahuan. Selain itu pengertian modal disini bersifat lebih luas, bukan hanya sekadar modal fisik tetapi juga mencakup modal insani (human capital).

7. Teori-Teori “Baru”
a.      Teori Pertumbuhan Baru (NGT)
Teori pertumbuhan baru, yang pada dasarnya merupakan teori pertumbuhan endogen, memberikan kerangka teoritis untuk menganalisis pertumbuhan endogen karena menganggap pertumbuhan GNP lebih ditentukan oleh sistem proses produksi dan bukan berasal dari luar sistem. Berbeda dengan teori tradisional neoklasik yang menganggap pertumbuhan GNP sebagai akibat dari keseimbangan jangka panjang. Motivasi dasar dari teori NGT adalah menjelaskan perbedaan tingkat pertumbuhan antarnegara dan proporsi yang lebih besar dari pertumbuhan yang diamati.
b.       Teori Geografi Ekonomi Baru (NEG)
Salah satu sumbangan yang paling penting teori neo klasik adalah pengenalan terhadap keuntungan-keuntungan aglomerasi (Preer, 1992:34). Pelopor teori neo klasik mengajukan argumentasi bahwa aglomerasi muncul dari perilaku para pelaku ekonomi dalam mencari penghematan aglomerasi, baik penghematan lokalisasi maupun urbanisasi.
Sebagaimana diidentifikasi oleh Krugman : Pertama, lokasi kegiatan ekonomi dalam suatu negara merupakan topik yang penting dengan sendirinya.... kedua, garis antara ilmu ekonomi internasional dengan ilmu ekonomi regional menjadi semakin kabur... ketiga, alasan yang paling penting untuk melihat kembali geografi ekonomi adalah laboratorium intelektual dan empiris yang disediakannya (Krugman, 1991:8).
c.        Teori Perdagangan Baru (NTT)
Teori keunggulan komparatif mengajukan dalil bahwa : (1) negara berdagang untuk memperoleh keuntungan dari perbedaan sumber daya alam yang mereka miliki; (2) daerah akan berspesialisasi berdasarkan keunggulan komparatif yang mereka miliki.

2.     YANG DIMAKSUD DENGAN LOCAL WISDOM DAN KAITANNYA DENGAN EKONOMI PEMBANGUNAN
Kearifan Lokal dilihat dari kamus Inggris Indonesia, terdiri dari dua kata yaitu kearifan (wisdom) dan lokal (local). Local berarti setempat dan wisdom sama dengan kebijaksanaan. Dengan kata lain  maka local wisdom dapat dipahami sebagai gagasan-gagasan, nilai-nilai-nilai, pandangan-pandangan setempat (local)  yang bersifat bijaksana, penuh kearifan, bernilai baik, yang tertanam dan diikuti oleh anggota masyarakatnya.
Menurut Oding,S (2002) kearifan lokal dicirikan dengan dasar kemandirian dan keswadayaan, Memperkuat partisipasi masyarakat dalam proses pemberdayaan, Menjamin daya hidup dan keberlanjutan, Mendorong teknologi tepat guna, Menjamin tepat guna yang efektif dari segi biaya dan meberikan kesempatan untuk memahami dan memfasilitasi perancangan pendekatan program yang sesuai.
Adapun kaitan local wisdom dengan ekonomi pembangunan adalah
  1. Local Wisdom merupakan pengetahuan yang eksplisit yang muncul dari periode panjang yang berevolusi bersama masyarakat dan lingkungannya dalam sistem lokal yang sudah dialami bersama. Oleh karena itu sangat strategis apabila dijadikan suatu terobosan terbaru dalam pembangunan karena masyarakat mengetahui apa yang dibutuhkan dan baik untuk mereka.
  2. Local Wisdom yang dikelola dengan sinergitas dapat menjadi motivasi yang kuat untuk mendapatkan insentif yang paling bernilai untuk pembangunan jangka panjang.

3.     JENIS – JENIS PERUSAHAAN MENURUT LIQUID DAN SOLVABILITASNYA
Dalam hubungan antara likuiditas dan solvabilitas ada empat jenis perusahaan, yaitu:
  1. Likuid & Solvable adalah perusahaan yang mampu memenuhi kewajiban keuangannya baik jangka pendek maupun jangka panjang.
  2. Likuid tetapi Insovable adalah perusahaan yang mampu memenuhi kewajiban keuangan jangka pendek tetapi tidak dapat memenuhi kewajiban jangka  panjang.
  3. Solvable tetapi Likuid adalah perusahaan yang tidak dapat memenuhi kewajiban keuangan jangka pendek tetapi dapat memenuhi kewajiban jangka panjang.
  4. Insovable & Likuid adalah perusahaan yang tidak dapat memenuhi kewajiban keuangan jangka pendek maupun jangka panjang.
Solvabilitas itu adalah angka perbandingan antara jumlah aktiva dengan jumlah uang, maka setiap penambahan utang akan menurunkan tingkat solvabilitasnya. Tingkat solvabilitas dapat dipertinggi sebagai berikut:
  1. Menambah aktiva tanpa menambah utang atau menambah aktiva relatif lebih besar daripada tambahan utang.
  2. Mengurangi utang tanpa mengurangi aktiva atau mengurangi utang relatif lebih besar daripada berkurangnya aktiva.
4.     TANGGAPAN SAYA TENTANG LOCAL WISDOM DI RIAU DAN ROKAN HULU
Local Wisdom yang pernah ada di masyarakat Riau dan Rokan Hulu, mungkin disesuaikan dengan kondisi sekarang, tetapi tidak mengurangi substansinya: mengharmoniskan kembali hubungan manusia dengan alam, manusia dengan manusia, manusia dengan Sang Pencipta. Hutan-tanah—betapa pun kecil yang tersisa—kita lestarikan sebagaimana patutnya. Kalau hutan masih ada, masyarakat dapat kembali membangun rumah yang bahan bakunya dari alam, bukan seperti sekarang, hampir semuanya dibeli: semua ini skenario kapitalis yang kadang-kadang luput dari pemikiran kita!
5.     YANG DIMAKSUD DENGAN EKONOMI PEMBANGUNAN PERTANIAN DAN KONTRIBUSINYA BAGI PEMBANGUNAN EKONOMI MODERN
Ekonomi Pembangunan Pertanian adalah Pembangunan pertanian tidak terlepas dari pengembangan kawasan pedesaan yang menempatkan pertanian sebagai penggerak utama perekonomian.
Ekonomi Pembangunan Pertanian memiliki empat kontribusi penting bagi pembangunan ekonomi nasional, diantaranya :
Kontribusi produk : penyediaan makanan bagi masyarakat, penyediaan bahan baku bagi beberapa industri seperti industri makanan, minuman, dan industri tekstil.
Kontribusi pasar : terbentuknya pasar untuk beberapa bahan industry dan makanan
Kontribusi faktor produksi : menyebabkan turunnya peranan pertanian di pembangunan ekonomi yang akan berpengaruh terhadap transfer surplus modal dari sektor pertanian ke sektor lain.
Kontribusi devisa : ekspor produk pertanian dan produk pertanian yang menggantikan produk impor akan menjadi sumber penting bagi surplus Neraca Perdagangan.
 Kontribusi Produk
Dalam sistem ekonomi terbuka, kontribusi produk dari sektor pertanian dapat melalui pasar atau pun produksi dengan sektor lain diluar sektor pertanian.
Dari segi pasar, Indonesia lebih di dominasi oleh produk pertanian Import, seperti buah, beras , bahkan daging.Sedangkan dari segi produksi, beberapa industri kelapa sawit dan rotan di Indonesia mengalami kesulitan mencari bahan baku karena sebagian besar bahan baku tersebut di jual ke luar negeri dengan harga yang lebih tinggi.
 Kontribusi Pasar
Sektor pertanian turut berperan dalam pertumbuhan pasar domestik produk non pertanian ,misalnya pengeluaran petani untuk produk industri (pupuk, pestisida, dll) dan produk konsumsi (makanan, pakaian).
Keberhasilan kontribusi pasar dari sektor pertanian ke sektor non pertanian bergantung kepada pengaruh keterbukaan ekonomi dan jenis teknologi sektor pertanian .
Keterbukaan ekonomi membuat produk impor turut bersaing di pasar sektor non pertanian sehingga konsumsi yang tinggi dari petani tidak menjamin pertumbuhan yang tinggi di sektor non pertanian. Selain itu, semakin modern teknologi yang digunakan oleh sektor pertanian maka akan semakin tinggi juga demand produk industri non pertanian.
 Kontribusi Faktor Produksi
Tenaga kerja dan Modal merupakan dua faktor produksi yang dapat dialihkan ke sektor lain tanpa mengurangi volume produksi pertanian.
Di Indonesia hubungan investasi antara sektor pertanian dan sektor non pertanian harus ditingkatkan agar dapat mengurangi ketergantungan Indonesia pada pinjaman luar negeri. Untuk dapat merealisasikan hal ini , harus ada surplus produk pertanian agar dapat dijual ke sektor lain. hal ini juga tergantung kepada faktor penawaran yaitu teknologi, infrastruktur dan sumber daya manusia dan juga  faktor permintaan seperti nilai tukar produk pertanian dan non pertanian baik di pasar domestik dan luar negeri. Petani juga harus net savers, pengeluaran konsumsi oleh petani < produksi.Tabungan petani > investasi sektor pertanian.
 Kontribusi Devisa
Kontribusi devisa oleh sektor pertanian secara langsung yaitu melaui ekspor produk pertanian dan mengurangi impor. Sedangkan secara tidak langsung dapat melalui peningkatan ekspor dan pengurangan impor produk berbasis pertanian seperti tekstil, makanan, minuman, dll.
Kontribusi produk dan kontribusi devisa juga dapat mengalami kontradiksi ketika peningkatan ekspor produk pertanian menyebabkan suplai dalam negari kurang dan disuplai dari produk impor. Peningkatan eksporproduk pertanian berakibat negatif terhadap  pasokan pasar dalam negeri. Untuk mencegah hal tersebut terjadi harus diimbangi dengan peningkatan kapasitas produksi serta peningkatan daya saing produk-produk pertanian.

Komentar

Postingan populer dari blog ini

PROPOSAL USAHA ALPUKAT KOCOK

HADIST TENTANG BERPIKIR KRITIS DAN SIKAP DEMOKRATIS

MACAM - MACAM SENI RUPA 3 DIMENSI